Cerita ini berawal 10 bulan yang
lalu, saat saya diberi amanah untuk menjadi punggawa perang padam di Area Kediri.
Berangkat dari latar belakang teknik dan beberapa pengetahuan tentang
operational performance improvement (OPI), saya mulai niat baik untuk menabuh
gendrang perang padam di Area Kediri saat itu tanggal 12 februari 2017.
Benar kata orang, kediri
merupakan salah satu Area dengan jumlah asset terbanyak se-distribusi Jawa Timur.
Wilayahnya terdiri dari 5 kabupaten / kota, dengan 11 Rayon yang memiliki total
SUTM sepanjang 3.551 kms, trafo distribusi sebanyak 4.800 bh dan daya
tersambung sebesar 296,2 MW yang di salurkan dari 7 gardu induk.
Dimulailah cerita asiik, ide ini
tercetus saat saya dan teman2 jaringan melakukan focus group discussion tentang
bagaimana mengelola asset yang sangat banyak tadi. Awalnya di Area Kediri
memang sudah berjalan inspeksi berdasarkan data asset dengan memanfaatkan
applikasi gratis dari google yaitu mymap. Akan tetapi mymap memiliki fungsi
yang sangat terbatas, oleh karna itu kami berinisiatif meng-create “ASIIK (aplikasi
inspeksi dan kegiatan harian” yang fungsinya sangat luas, antara lain :
planning inspeksi yantek berdasarkan manajemen data aset titik GPS per tiang, melaksanakan
inspeksi & monitoring menggunakan tablet secara realtime dengan mengacu
pada titik GPS asset tiang, melakukan supervisi berbeda untuk tiap jenis temuan
(urgent, medium, low) yang melibatkan yantek, PDKB, dan spv har. Serta didalam
asiik juga dicantumkan checklist/SOP K3 lengkap dengan IK (intruksi kerja) masing-masing
kegitan, sesuai dengan standart yang ditetapkan disjatim melalui website amor.
Semua kegiatan diatas dapat diukur melalui KPI : overall effectiveness
maintenance (OEM).
Untuk menggerakan asiik dibentuklah
tim kecil yang berisi spv har beserta staff, bertanggung jawab untuk mengawal
implementasi dan tata kelola, spv ops dan staff mengawal implementasi
operasional lapangan oleh yantek, spv K3 melakukan supervisi dan sampling
kegiatan K3nya, spv PDKB mempersiapkan pekerjaan temuan inspeksi yang diorder tanpa
padam oleh rayon. Berjalan-lah asiik selama 3 bulan, banyak kendala, banyak
revisi, dan memang benar, menggerakan
orang untuk beralih menggunakan asiik lebih susah dibanding create
applikasinya. But anyway, it’s work!
Hasilnya pun terlihat, mulai bulan
agustus 2017, kali gangguan penyulang Area Kediri di banding dengan 2016 turun
sebesar 63,96%, gangguan akibat peralatan juga menurun sebesar 58%, Alhamdulillah.
Tim asiik pun mendaftar untuk ikut lomba karya inovasi dan melaju sampai
seleksi nasional regional 1, meraih juara peringkat 3, lagi-lagi Alhamdulillah.
Pada bulan selanjutnya tim asiik diminta oleh kantor distribusi jatim untuk
mengimplementasikan asiik ke semua Area di Jawa Timur. Semua infrastruktur
disuport penuh oleh bidang ditsribusi, dan akhirnya asiik digunakan sebagai
tools perang padam di Jawa Timur.
Memang benar kata nelson mandela “it always seems impossible until it’s done”
Salam dari punggawa perang padam Area
Kediri.
KDR-2 (MA)